Ketika kita lahir, kulit kita, mata, kaki dan seluruh tubuh yang berada di luar tubuh langsung merasakan atau menyinggung dunia luar, bersentuhan dengan oksigen, dengan pantulan cahaya matahari yang datang memantul berkali-kali dari berbagai materi di sekitar kita, dengan berbagai macam frekuensi suara yang dinamis, suara nafas ibu kita, suara bidan yang menenangkan sang ibu, sayup-sayup suara kendaraan, dan sebagainya.
Kita lahir kepada dunia luar yang berisi berbagai macam kompleksitas yang tak mungkin seluruhnya terjamah dan terasa seluruhnya atau sekaligus, kita hidup untuk sinar matahari, ia memberi kehidupan, kita bergerak untuk teriknya matahari, kita tersendu karena sinar oranye senja di pelupuk sore, kita berjalan untuk rintik hujan, kita terdiam untuk lebatnya air hujan menghujam dataran dunia biru ini, kita bahagia karena sang tanah, kita bersedih karena pijakan kita terhadap tanah.
Akan kukokohkan kaki ini agar kuat berpijak di dunia yang kadang tak bersahabat ini, dan akan kulembutkan tanganku untuk memberi kasih sayang kepada orang yang berada pada nurani biologis, orang tuaku, adikku, yang berada pada nurani hatiku, teman, sahabat, atau siapapun yang berpijak di sisi hidupku
Kita lahir kepada dunia luar yang berisi berbagai macam kompleksitas yang tak mungkin seluruhnya terjamah dan terasa seluruhnya atau sekaligus, kita hidup untuk sinar matahari, ia memberi kehidupan, kita bergerak untuk teriknya matahari, kita tersendu karena sinar oranye senja di pelupuk sore, kita berjalan untuk rintik hujan, kita terdiam untuk lebatnya air hujan menghujam dataran dunia biru ini, kita bahagia karena sang tanah, kita bersedih karena pijakan kita terhadap tanah.
Akan kukokohkan kaki ini agar kuat berpijak di dunia yang kadang tak bersahabat ini, dan akan kulembutkan tanganku untuk memberi kasih sayang kepada orang yang berada pada nurani biologis, orang tuaku, adikku, yang berada pada nurani hatiku, teman, sahabat, atau siapapun yang berpijak di sisi hidupku
0 comment:
Posting Komentar